By Theduardo Prasetyo
For the first part of this series, please click here
(Scroll ke bawah untuk artikel ini dalam Bahasa Indonesia)
After enjoying myself by looking at the new interesting products, I went further down the hall to the guitar section. It is a challenge for the 1,803 exhibitors from 56 countries to make their products stand out from the crowd. The hall for string instruments was really packed with everything from carbon instruments, ukuleles, fretless basses, historic instruments, all the way to instrument cases. The hall also included some world instruments such as Turkish saz, Arabic lutes, and Pakistani percussions. The exhibitors were mostly grouped together depending on their respective products. Chinese manufacturers even had their own section – most of the Chinese exhibitors offer a similar range of products such as violins, ukuleles, guitars, and recorders.
So, back to the guitar part of this article, many Spanish guitar makers were to be seen especially at the Messe. All the big names in classical and flamenco guitar, such as Vicente Carillo, Felipe Conde, and Paco Castillo could be seen here where their stands were always crowded by people. Big manufacturers, for example Alhambra, Altamira, and Martinez, had their own big stand showcasing their guitars. Guitar tuning machine makers like Gotoh and Alessi also didn’t miss the chance to be at the expo and they really did attract a lot of visitors.
Live shows were held to entertain the visitors, mainly by acoustic and jazz guitar performers.
It is true that you couldn’t really try and hear the real sound of the guitar (especially the classical guitar sound) because of all the instruments’ noise and chatter in the hall (it is a music expo anyways!). Still, as advertised, the Musikmesse is a great occasion to network and socialize, especially for those in the music business who want to network with fellow music companies from other countries.
Walking further to the other hall, I found a collection of vintage guitars they called as “World of Vintage Guitars”.
Here, visitors could see all the historic electric guitars as well as guitars played by famous guitarists. One that caught my eye was the guitar played by Joe Satriani. This was not just any museum piece, this guitar has been played by the one and only Joe Satriani himself. I could see all the scratches and brushed off paint on the guitar caused by the arm and pick on the body. Under Joe Satriani’s guitar, there was another famous guitar owned by the guitarist of The Rembrandts who played “Friends” main theme.
Other guitars owned by famous people also included one by Stevie Ray Vaughan and one by Steven Seagal. Yes, the actor and not only that he really can do Aikido, turns out he also has a great guitar collection!
All in all, big is the right word I was looking for to describe the Messe. There are some things left to be tell in the next part. Stay tuned for the next part and subscribe to Guitanesia for more infos on guitar!
THEDUARDO PRASETYO
Theduardo has performed in Indonesia as well as abroad. He started by learning guitar and then cello, where he has played as cellist in various orchestras and ensembles in Jakarta. After his bachelor’s studies at Hochschule für Musik Detmold with Prof. Dale Kavanagh, he is currently pursusing his Master’s degree at Hochschule für Musik “Hanns Eisler” Berlin.
instagram.com/theduardo.guitar/
Live Report from the 2018 Frankfurt Musikmesse! Bagian 2
Oleh Theduardo Prasetyo
Klik disini untuk artikel bagian pertama
Setelah menikmati barang-barang yang baru dan menarik, saya lanjut berjalan ke dalam hall untuk bagian gitar. Memang merupakan sebuah tantangan bagi 1803 peserta pameran dari 56 negara untuk menonjolkan produk mereka dari yang lain. Hall besar untuk instrumen bersenar benar-benar dipenuhi oleh berbagai macam instrumen dari instrumen berbahan carbon, ukulele, bass tanpa fret, instrumen historis, sampai ke case instrumen dari berbagai macam bahan. Hall ini juga menyediakan instrumen etnis, misalnya saz Turki, Ud Arab, dan perkusi Pakistan. Peserta pameran kebanyakan ditempatkan dalam grup berdasarkan dari produk yang ditawarkan. Kebanyakan peserta pameran dari Cina digabungkan dalam bagian tersendiri – kebanyakan peserta pameran dari Cina menawarkan produk yang kurang lebih mirip satu dengan yang lainnya, misalnya biola, ukulele, gitar, dan recorder.
Jadi, kembali ke topik gitar, banyak dari pembuat gitar, terutama dari Spanyol, dapat ditemukan di pameran ini. Nama-nama besar pembuat gitar seperti Vicente Carillo, Felipe Conde, dan Paco Castillo bisa dikunjungi disini yang tentu saja stand mereka selalu saja ada yang mengunjungi. Perusahaan besar seperti Alhambra, Altamira, dan Martinez, juga memliki stand besar mereka sendiri yang memamerkan berbagai macam gitar dari berbagai macam kelas yang ditawarkan. Mesin setem gitar, seperti merek Gotoh dan Alessi, juga dapat dilihat di pameran ini dan tentu saja mereka selalu ramai dikunjungi. Pertunjukan live ditawarkan oleh penyelenggara untuk menghiburkan pengunjung yang datang, terutama dalam genre gitar akustik dan jazz.
Memang benar bahwa kita tidak benar-benar bisa mencoba dan mendengar suara gitar yang sebenarnya (terutama untuk gitar klasik) dikarenakan oleh berbagai macam suara instrumen dan obrolan yang bisa didengan di dalam hall (tentu saja wajar, bagaimana pula pun namanya tetap saja pameran musik). Meskipun begitu, seperti yang diiklankan, Musikmesse merupakan ajang yang sangat baik untuk membangun koneksi dan bersosialisasi, terutama bagi mereka di dalam bisnis musik yang ingin mengembangkan koneksi dengan sesama pekerja musik di negara lain.
Setelah berjalan lagi ke hall yang lain, saya menemukan koleksi gitar yang mereka sebut “World of Vintage Guitars”.
Disini pengunjung dapat melihat gitar-gitar listrik historis dan juga gitar-gitar yang dimainkan oleh gitaris-gitaris terkenal. Salah satu yang menarik perhatian adalah gitar yang pernah dimainkan oleh Joe Satriani. Ini bukanlah sekedar barang museum yang tidak pernah dipegang, gitar ini benar-benar pernah dimainkan oleh Joe Satriani sendiri! Saya bahkan dapat melihat goresan-goresan dan cat gitar yang hilang karena permainan pick. Di bawah gitar Joe Satriani, ada gitar terkenal lainnya yang pernah dimainkan oleh gitaris The Rembrandts yang memainkan lagu pembuka acara sitkom Friends.
Koleksi gitar terkenal lainnya merupakan gitar yang pernah dimainkan oleh Stevie Ray Vaughan dan oleh Steven Seagal. Ya, sang actor yang dulu sangat terkenal memainkan film-film aksi, dan bukan hanya bisa benar-benar aikido, ternyata ia juga memiliki koleksi gitar yang luar biasa!
Kesimpulannya, besar adalah kata yang pas untuk menggambarkan pameran music ini. Tapi, masih ada yang tersisa untuk diceritakan. Tunggu bagian selanjutnya dan subscribe Guitanesia untuk info lebih lanjut!
THEDUARDO PRASETYO
Sebagai gitaris, Theduardo telah tampil baik di Indonesia maupun di luar negeri. Ia memulai dengan belajar gitar dan kemudian cello, dimana ia juga telah aktif bermain di orkestra dan ensemble di Jakarta. Theduardo saat ini sedang menempuh studi master di Hochschule für Musik “Hanns Eisler” Berlin.
3 thoughts on “Live Report from the 2018 Frankfurt Musikmesse! (Part 2)”